Follow me!

Rabu, 01 April 2015

Kulit tangan panas akibat cabe

Bagini ceritanya.
Saya diberi tugas untuk menanam sebuah biji cabe yang sudah dikeringkan. Tugasnya diberikan beberapa hari lalu sih. Tapi saya baru mulai cari cabe 1 hari sebelumnya. Keesokan paginya saya buka cabe dengan kumpulan biji yang masih basah. 
Karena saya harus berangkat ke sekolah, saya tidak punya waktu untuk mengeringkannya. Jadi saya kumpulkan biji cabe basah itu di tangan saya dan mulai saya usap dengan tangan kosong sampai benar-benar kering. Tanpa cuci tangan, saya berangkat ke sekolah.
Menurut kalian apa yang terjadi selanjutnya?
Sesuai judul, tangan saya mulai terasa panas. Sangat panas hingga terasa seperti terbakar. Berkali-kali saya ke kamar mandi hanya untuk membilas tangan saya dengan air dingin, tapi rasa panas itu hanya menghilang sementara dan segera kembali lagi.
Cepat-cepat saya pulang ke rumah, membilas berkali-kali tangan saya dengan air dingin. Bahkan saya sampai mencari es batu dan menggenggamnya. Namun rasa panas itu hanya menghilang sementara dan kembali lagi.
Untungnya saya hidup di era internet. Jadi tanpa menunggu lama, saya segera cari cara menghilangkan panas di tangan saya. Kata kunci yang saya pakai ada banyak. Mulai dari "tips menghilangkan panas di kulit akibat cabe", "tangan panas karena cabe", "cabe di kulit" dan sebagainya.
Banyak sekali tips-tips di sana. Sekarang saya akan jelaskan apa yang terjadi dengan tangan saya ketika mengikuti tips berikut:

Tips 1: Cuci dengan sabun piring
Kalau dipikir-pikir memang masuk akal sih. Cabe itu senyama asam. Sabun itu senyawa basa. (Sok kimia). Segera saya ke dapur, ambil sabun cuci piring rasa lemon dan saya usapkan ke kulit saya yang panas. Tidak lupa saya gosok dan bilas dengan air.
Ah... panasnya hilang seketika. Tapi beberapa menit kemudian setelah tangan saya kering, panas cabe itu datang lagi. Terus apa bedanya sama bilas pake air dingin aja? Toh sama-sama hilang untuk sementara.

Tips 2: Air hangat
Bukan ilmuwan, bukan ahli kimia, bukan dokter, bukan juga tukang jamu, ada orang nulis di blog kalau dia pake air hangat buat rendam kulitnya yang panas. Katanya sih sama kayak mulut yang kepedesan akibat cabe, kalau diminumi air hangat kan langsung hilang. Entah salah atau bener, karena risih banget sama kulit tangan saya yang super panas, saya pun nekat coba tips ini. Saya nyos-kan tangan saya ke air hangat. Beda sama air dingin yang bikin panasnya hilang sementara, air hangat justru bikin tangan saya tambah panas dan perih. Tapi begitu saya angkat tangan saya dari air neraka tersebut, rasa panasnya hilang... untuk beberapa detik... Sayangnya panas itu masih kembali lagi...

Tips 3: Minyak
Tips yang ini lebih ektrim lagi. Tapi penjelasan yang saya baca di internet sangat meyakinkan, Karena tertulis teori-teori dari reaksi kimia yang membuat minyak dapat menghilangkan panas cabe di kulit. Sayangnya setelah saya coba, sama sekali gak mempan. Pada akhirnya, saya harus lunturin minyak itu pake sabun.

Tips 4: Garam
Yang ini juga artikelnya terpercaya dan sok ilmiah. Setelah saya usap kulit saya pakai garam, akhirnya saya pun berhasil membuat kulit saya semakin halus. Tapi panas cabe di tangan saya masih menari di kulit yang licin.

Tips 5: Alkohol, Susu, Baking soda
Sayangnya saya belum sempat coba yang satu ini karena tidak tersedia di rumah kos saya.

Penutup:
Saya sudah mencoba keempat hal di atas dan sayangnya tangan saya masih sangat panas. Saya kurang mengerti kenapa keempat tips itu gak ada yang ampuh. mungkin karena cabenya terlalu kuat atau karena masalah teknis lainnya seperti tidak cuci tangan selama berjam-jam lamanya sampai kembali ke rumah.
Akhirnya saya pun putus asa dan mulai mengambil ember berisi penuh air dingin. Ember itu saya taruh di kamar saya dan setiap kali saya tidak tahan dengan panas di kulit saya, tangan itu langsung melesat maksud ke sana. AH~ Enak...
Tapi klo tangan saya harus basah terus, lama-lama gak enak juga. Jadi saya biarin tangan saya memanas. Dan kalau anda bisa menahannya untuk beberapa jam tanpa mencelupkannya ke air, maka panas itu akan menghilang secara perlahan. Jadi intinya, TAHAN AJA!
Nih, panas di tangan saya udah hilang waktu ngetik tulisan ini.

Jumat, 25 Mei 2012

FairyGodMother

Dor, dor, dor! Dentuman senapan bergema di speakerku. Impuls bunyi mengetarkan setiap ruang dari gendang telingaku. Gendang telingaku beresonansi dan menggetarkan tulang-tulang telinga.
“BERISIIIK!, Kakak main apa sih!?”.
“Kakak lagi main -‘CALL OF DUTY: MODERN WARFARE’- ”.
“Bangga sekali kakak ini, itu kan sudah ketinggalan jaman. Pokoknya kakak jangan berisik, aku mau nonton film!”
“Eh, gak mau! Kalo suaranya gak keras gak seruuu!”
“Egois sekali kakak! Kakak tau gak kalo kakak sudah merugikan diri sendiri dan orang lain. Dengan mengeraskan suara speaker, sebenarnya impuls bunyi elektronik yang dihasilkan tidak baik untuk kesehatan telinga. Terutama oleh bunyi yang keras, dan bla bla bla bla bla…………”
Selagi adikku berkotbah tentang “dampak dari suara keras bagi diri sendiri dan orang lain”, mari kita mulai perkenalan karakter. Umurku 17 tahun. Aku adalah seorang siswa SMA. Seorang pengkhotbah bijak yang berada di sampingku adalah adikku. Dia sering menasehatiku karena cemburu pada game-game kebanggaanku.
Sangat disayangkan bahwa aku tidak punya cukup waktu untuk perkenalan. Impuls ultrasonik yang dihasilkan oleh adikku telah membuatku menderita selama 1001 malam. Derita mengerikan dari neraka. Derita berdarah yang membelah. Derita yang menusuk. Mencabik. Mengiling dan merebus.
Hidupku seperti kotoran. Makan habis buang. Ingin rasanya kuakhiri hidupku ini. Sudah saatnya aku mati. Mati sebagai manusia. Bukan mati sebagai kotoran. Aku akan bertekad, untuk mengakhiri derita hidup ini!.
“Oke, oke! Cukup! Kakak yang baik ini akan berhenti main -‘CALL OF DUTY: MODERN WARFARE’- ”
“Tidak perlu disebut lagi judulnya. Memangnya kakak sebangga itu bisa main COD:MW”
“Weh, jangan disingkat dong! Tidak keren!”
“Terserah deh, aku mau nonton!”
Adikku melangkah jauh dari komputerku. Ingin rasanya aku meneruskan game kebanggaanku. Namun apa dayanya. Jika kuteruskan, aku akan merasakan kengerian kotoran.
Karena tidak bisa di-save, akhirnya kuarahkan cursor ke tombol quit.
“Inikah akhirnya. Setelah sekian lama ku berjuang, apakah ini harus berakhir?”.
 Perasaanku sangat berat. Mouse yang seharusnya hanya 1 centi dari tanganku terasa sangat jauh. Sangat amat jauh. Semakin jauh.
“Bisakah aku melakukannya?”, aku mulai meragukan diriku sendiri.
“Aku harus mengakhiri ini semua. Inilah realita kehidupan!”.
Jariku bergerak. Turun perlahan-lahan. Akhirnya, dapat kurasakan kelembutan kulit dari mouseku.
“TUNGGU! JANGAN LAKUKAN ITU!”, teriak hati nuraniku.
Jariku membeku. Dapat kurasakan ketakutanku.
Setan kecil dihatiku terus mendesakku, “Lakukanlah! Ini demi adikmu!”.
“TIDAK! Kau tidak boleh melakukannya. Berapa banyak nyawa yang harus kau bayar jika kau menekan tombol itu?!”.
Pertikaian antara hati nurani dan setan semakin membuatku menderita. Diriku lebih rendah dari kotoran. Aku adalah hama. Kotoran dapat menyuburkan tanah. Namun hama hanya dapat merusak!. Aku ingin mengakhiri ini semua.
“KLIK!”, terdengar bunyi yang mengejutkan.
“TIDAAAAAAAAK!!!!”. Hati nuraniku mulai menangis. Setan kecil semakin berkuasa.
 “KLIK, KLIK, KLIK!”. Tanpa sadar aku sudah mengeklik tombol shut down.
“Jadi, seperti inikah aku akan berakhir?”. Aku melangkah menuju sudut ruangan. Aku duduk meratapi nasibku. Sedih….

Sabtu, 25 Februari 2012

TERIKAT MIMPI

Dor! Dor dor! Dor! Letusan senapan terus bergema di telingaku. Hujan menerjang sekujur tubuhku. Dingin, gelap, kasar. Inilah perang dunia ke 3. Perang modern yang keras, kasar dan tanpa ampun. Ketika nyawaku dapat hilang dalam beberapa detik, aku harus mengambil tindakan dalam separuh detik. Dengan gagah berani aku berteriak, “KABUUUR! MUNDUUUR!”. Dalam satu kedipan mata, kami lenyap tak bersisa dari hadapan musuh. Aku menuju ke markas dengan sepeda motorku yang berkecepatan cahaya. Setelah kuparkirkan sepeda motorku, aku berjalan dengan letih menuju ke kamarku yang sangat indah dan elegan. Karena kekalahanku, akupun merasa kesal. Kubanting tubuhku di atas kasur yang empuk. Berangsur-angsur kekesalanku mulai lenyap. Aku pun mulai mengantuk. Akhirnya kututup kedua mataku. Hangat, empuk, nyaman. Aku tidur dengan damai.

“Cing! Acing! Bangun woi!”
Aku terkejut. Kubuka mataku dan kulihat ibuku berdiri di samping tempat tidurku. “Kamu habis tawuran ya?”, Tanya ibuku. Aku hanya bisa terdiam dan berpikir. Berpikir tentang jawaban yang bisa kuberikan pada ibuku. “Lho, bukannya aku lagi perang?”. Kubalas pertanyaan ibuku dengan pertanyaan.
“Oooh, tadi kamu lagi mimpi perang ya? Kamu teriak MUNDUR!MUNDUR! sambil tertidur. Ibu kira kamu mimpi tawuran”
“APA!? Jadi semua itu hanya mimpi? Diriku kecewa, kuberharap mimpiku nyata. Berjuang demi bangsa dan negara, dengan mengorbankan seribu jiwa”.
“Halah, ga usah bikin puisi! Lebay! Emang kamu kira ini cerpen?! Udah, cepetan mandi sana, terus makan!”.
Ibuku segera berlalu. Kubuka tirai jendelaku. Hangatnya sinaaaaar ………... Mmmmm ………. REMBULAN menerangi jiwaku. “Eh, sekarang masih jam 7 malam ya? Padahal biasanya bangun jam 8 malam. Sepertinya jatah tidur siangku dikorupsi”.
Segera aku menuju ke meja makan. “Lho? Kakak tidak mandi?” Tanya adikku. “Meskipun tidak mandi, hati kakak tidak akan pernah membusuk”.
“Ih! Kakak jorok! Bilang saja malas mandi”
“Mandi sekarang pun percuma. Setelah makan kakak akan tidur”
“Hah! Masih bisa tidur lagi! Kakak tidak gosok gigi?”
“Jika kakak gosok gigi, bulu sikat gigi kakak tidak akan lurus, putih dan bersih lagi. Ada pepatah, sikat gigi yang bersih mencerminkan gigi yang bersih. Maka dari itu, kita harus menjaga sikat gigi kita supaya putih dan bersih seperti baru”
“Heh, kapan ada pepatah kayak gitu? Alasan aja kakak ini. Sudahlah, aku mau makan!”.
Kami pun makan bersama. Adik laki-lakiku bernama Mony. Walaupun taraf pendidikannya masih SD, adikku sering menasehatiku. Sebagai kakak, tentu aku tidak terima bila dinasehati. Jadi, aku selalu bersikap bijak di depan adikku. Setelah makan, seperti yang sudah kurencanakan aku kembali ke kasurku yang nyaman. Aku banting tubuhku ke kasur sekali lagi. Sangat tidak aneh bagiku untuk melakukan hal ini. Ini sudah menjadi kebiasaanku seumur hidup.
------------------------------------------------------------------------
Hari ini, entah mengapa kubolak-balikan tubuhku ke berbagai sisi. Otot-ototku terus berkontraksi. Mataku terbuka lebar.  Akupun hanya bisa memandangi langit-langit kamarku. Harus kuakui, aku tidak dapat tidur hari ini. Aku mulai mencari-cari penyebab dari Insomniaku. Mungkin sebaiknya aku tidak perlu langsung tidur sesudah makan. Itu tidak baik untuk kesehatan. Namun bukan itu penyebabnya!

Kamis, 26 Mei 2011

Kekuatan "Manga"

Hai, namaku “Mony”. Umurku 13 tahun. Ketampanan dan kekerenanku mebuatku sangat disegani di sekolah. Namun entah kenapa orang lain menganggap aku ini narsis. Mungkin mereka iri dengan kekerenanku. Disekolah, seperti biasa aku selalu bersama dengan temanku, “Gatot” datang ke perpustakaan untuk membaca buku.
Perpustakaanku bukanlah perpustakaan yang biasa. Di perpustakaanku terdapat layar LCD yang bisa digunakan untuk menonton film – film layar tancap. Disana juga terdapat 30 buah Playstation 3 yang biasa digunakan oleh siswa dan guru untuk “belajar” bersama. Selain itu, terdapat juicer yang biasa digunakan oleh penjaga perpustakaan untuk memusnahkan buku-buku yang tidak perlu. Temanku Gatot segera menanggapi penjelasanku kepada pembaca bahwa aku hanya sedang berkhayal dan menyia-nyiakan paragraf ini dengan percuma.
Yaaaaah……………. itu benar! Aku memang sedang berkhayal. Tidak mungkin ada perpustakaan yang seperti itu. Meskipun begitu, perpustakaanku memiliki komik favoritku yang merupakan hasil dari sumbangan siswa di sekolahku. Buku itu adalah “Naruto”! Buku karangan Kishimoto yang sedang mewabah sekolahku itu menjadi makanan sehari-hariku di perpustakaan. Suatu hari, aku datang keperpustakaan untuk memakan komik “Naruto” yang terbaru. Ketika sedang membaca (tentu saja aku tidak memakannya) tiba-tiba tanpa sadar aku mulai merasa mengantuk. Ketika aku bangun, aku terkejut mengetahui bahwa diriku berada di kamar seseorang. Tiba-tiba ada orang yang mebuka pintu kamar dan mendatangiku. Dia berkata,” kau baik-baik saja?”. Aku terkejut melihat wajahnya yang sudah tidak asing lagi bagiku. Tidak salah lagi, dia adalah “Naruto”. Naruto menjelaskan bahwa dia menemukanku sedang terbaring di markas Orochimaru yang letaknya tidak jauh dari rumahnya. Setelah itu, aku menjelaskan tentang bagaimana aku bisa sampai di sini.

Minggu, 01 Mei 2011

The Pink Dog Tale

By: Benny

Warning: this story just a fiction, if there is similarity in characters name and places, I don’t had responsible for that. This story can cause heart attack, cause your head explode, kill you, makes someone trying to kill you, makes someone trying to destroy your house, makes you go to hell and life in pain. Forget about that, JUST KIDDING!!!!!
Never mind about the first paragraph, we will start the story….  Once upon a time, In the Netherland Colonial era, Archipelago people weren’t allowed to study on the high rate. Only the nobleman who can did that. So, that’s a little information that can useful for you. The story was taken place in land called New York. It’s just one million nine hundred sixty thousand twenty eight kilometers from the earth, so you can visit this place anytime you want (Of course you can’t).
There is a pink dog that lived in a mansion. A large mansion with a backyard that’s 2, 13427 x 1, 6673 kilometers. The mansion has 159 floors and the top of the mansion had a helipad. One day, a thief coming into the mansion to steal a dog. The thief really wants to have a dog to help him killing mosquitoes in his home. Because the gate was protected by uranium that’s can’t be broken, the thief ringing the bell (Kriiiiing). The Security shocked after hearing a bell when he was felt asleep. The thief Yelled, “HEY, ANYBODY PLEASE OPEN THE GATE FOR ME”. “What are you doing out there, hurry up and get in!” ,said the security. But, unfortunately the security can’t open the gates because it’s hard to be broken (Do they need to break the gates?). So, the thief just passing through the gate likes a ghost. The security scared, run and scream like a girl (KYAAA!!!  :0). The security doesn’t saw an innocent fork standing on the floor (What are fork doing on there?), so he stepping the fork. The fork stab him without mercy and makes his feet get into a really pain.
When the thief sees what’s going on to the security, he’s start thinking that the security is weak and look’s delicious (Hah!!!). The thief comes closer to the security and trying to eat him like a cannibal. And we will skip the scene because it’s inappropriate for readers. One minute after the thief was eating, his stomach get hurt. “Ugh, I never thought the security is poisonous” ,said the thief. So, the thief tries to looking for a restroom soon. Because the thief really noisy, the owner and the pink dog are awake from their peaceful dream. The thief found the GIANT TOILET with a big hole. Event 3 people can defecate on there. He starts to clean his stomach from a flabby brown thing. Suddenly, the pink dog who want to piss after awake from his dreamland get in the restroom (Good dog). The thief shocked, then the brown thing who want to come out go upward with a high speed. The thief move backward and he get into the GIANT TOILET hole, head first. The pink dog think that there is a strange thing in the toilet hole, maybe its dirt. So, the pink dog flushes the GIANT TOILET. The thief goes to septic tank, still without a pant. He can’t survive from the heavy stinky place, so he dies in shame.